Menurut keterangan Polisi, etnis Rohingya menyerang mereka dengan pedang dan melemparkan batu ke arah mereka, hingga melukai beberapa petugas.
Sekitar 18.000 perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah Rohingya dibakar sementara 113.000 lainnya dirusak.
Militer dan polisi Myanmar sengaja membunuh warga sipil antipemerintah dalam enam bulan terakhi, setelah kudeta pada Februari 2021 lalu. Demikian laporan Nowhere is Safe, yang menyebut kebijakan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.